8 Okt 2011

Bisik Kecil Dari Hati


Sahabatku yang sedang dibuai cinta…

Saat ini bunga-bunga asmara sedang bersemi di dalam dada. Bukan maksudku untuk membuat bunga itu layu. Saat ini senyum ceria sedang bergelayut di sudut bibirmu. Bukan tujuanku untuk membuatnya pudar.

Sudikah engkau untuk sejenak, berdialog dengan hati kecilmu yang sedang terdiam membisu?
Dengarkanlah ungkapan hati yang tidak akan pernah membohongimu, satu kali ini saja, biarkan imanmu yang berkata.

“Sayang …wajahku murung saat engkau berkhalwat dengannya. Aku menjerit pilu ketika jemarimu kau biarkan berada dalam genggaman orang yang kau sebut pujaan hati, namun aku lebih suka menyebutnya dengan “pujaan nafsu”. Air mataku tak henti berderai ketika engkau saling melempar pandang dan berpelukan. Namun yang paling mengiris perih hati, sedikitpun engkau tak dapat mendengar jeritku. Karena engkau lebih memilih iblis untuk menjadi sahabatmu, sehingga dengan sangat mudahnya dia menutup mata dan telingamu untuk aku.”

“Duhai sayang…sungguh aku sangat takut ketika titik-titik hitam muncul menutupi wajahku, aku takut titik itu kian lama kian membesar, dan jika itu terjadi artinya engkau telah mengusir aku dari dalam hatimu. Engkau akan benar-benar mengusir aku dari dalam lubuk sanubarimu!”

“Jangan lakukan itu sayang…
Tahukah kamu, akulah yang sering menghiburmu ketika engkau sedang gundah, akulah imanmu yang dengan seizin-Nya hanya aku yang mampu membimbingmu menuju syurga-Nya. Malam ini, ketika semua mata terpejam dalam buaian mimpi, ketika tiada suara lagi, dengarlah suaraku sayang. Tahukah engkau bahwa aku rindu padamu. Aku rindu engkau yang setiap malam melantunkan ayan-ayat suci Al-Qur’an, aku rindu engkau yang terbangun di tengah malam untuk mensucikan diri. Aku rindu bisik dzikirmu dalam sunyi, dalam keramaian, sambil duduk maupun sambil berdiri. Ingatlah kembali apa tujuanmu hadir di dunia ini, untuk bersenang-senang dan bermaksiatkah?? Tidak sayang….tujuanmu hadir di dunia ini adalah untuk menjadi khalifah fil ardh dan mencari bekal untuk engkau pulang ke negeri yang kekal. Jikalau malam ini ternyata adalah malam terakhirmu di dunia, apa yang akan engkau bawa kehadapan-Nya? Bagaimana engkau dapat mempertanggung jawabkan semuanya? Sadarlah sayang…dengarkanlah hatimu dan penjarakan nafsumu”.

“Kembalilah ke jalan-Nya”


yuli



1 komentar:

Anonim mengatakan...

To Cancerian
Nice post..:)
Laksana AL-QURAN, apa yang tersurat, belum tentu itu yang dimaksud.Banyak orang bijak menentukan jalan cerita yang salah Semua berdasarkan atas kehendak pikiran. Apa yang engkau rasa buruk belum tentu buruk bagimu. Semuanya mempunyai tujuan. Disaat sebuah kebaikan timbul, sang kebaikan akan membuat keputusan.
Biarlah semuanya tetap rahasia.