25 Okt 2011

Stimulus & Respon

Bismillahirrahmanirrahim
-----------------------------

Sadarkah kita jika selama ini semua sikap dan perilaku kita sebagian besar karena stimulus dari luar?

Kita akan bersikap baik jika mereka berlaku baik pada kita, tak jarang kita berhenti berkarya saat di rasa tak ada orang lain yang menghargai karya kita, menjadi malas-malasan dalam bekerja saat perusahaan tidak adil dalam menilai hasil kerja kita. Ragu-ragu ketika ingin bersedekah, karena tak yakin apakah uang kita akan digunakan dengan benar atau tidak.

Kebanyakan orang hidup dalam stimulus & respons yang membuat kita berfikir 2x untuk berbuat sesuatu yang benar. Ada beberapa kaliamat menarik dari mother teresa:

1. Orang sering keterlaluan, tidak logis, dan hanya mementingkan diri;
"Bagaimanapun, maafkanlah mereka."

2. Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih;
"Bagaimanapun, berbaik hatilah."

3. Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa sahabat sejati; "Bagaimanapun, jadilah sukses"

4. Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu; "Bagaimanapun jujur dan terbukalah."

5. Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam; "Bagaimanapun bangunlah".

6. Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri; "Bagaimanapun berbahagialah".

7. Kebaikan yang engkau lakukan hari ini mungkin saja besok sudah dilupakan orang; "Bagaimanapun, berbuat baiklah".

Bagaimanapun, berikan yang terbaik dari dirimu, engkau lihat, akhirnya ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu; Bagaimanapun ini bukan urusan antara engkau dan mereka.

Semua yang kita lakukan seharusnya bukan karena manusia lainnya, semua yg kita lakukan hubungannya cuma antara kita dengan Tuhan. Dengan begitu maka stimulus tidak akan berarti apa-apa terhadap respons.

Contoh dari orang2 besar spt nabi Muhammad SAW yang tidak pernah memperdulikan hinaan dan cemoohan orang lain terhadap dirinya dalam menyebarkan ajaran Islam. Karena semakin tinggi derajat keimanan seseorang semakin kecil pengaruh stimulus terhadap dirinya.

Intinya, biarlah mereka berkata ini dan itu, teruslah berjalan selama kaki menapak di jalan Allah dan Rasulnya.

Wallahu a'lam bishawab


yuli

8 Okt 2011

Bisik Kecil Dari Hati


Sahabatku yang sedang dibuai cinta…

Saat ini bunga-bunga asmara sedang bersemi di dalam dada. Bukan maksudku untuk membuat bunga itu layu. Saat ini senyum ceria sedang bergelayut di sudut bibirmu. Bukan tujuanku untuk membuatnya pudar.

Sudikah engkau untuk sejenak, berdialog dengan hati kecilmu yang sedang terdiam membisu?
Dengarkanlah ungkapan hati yang tidak akan pernah membohongimu, satu kali ini saja, biarkan imanmu yang berkata.

“Sayang …wajahku murung saat engkau berkhalwat dengannya. Aku menjerit pilu ketika jemarimu kau biarkan berada dalam genggaman orang yang kau sebut pujaan hati, namun aku lebih suka menyebutnya dengan “pujaan nafsu”. Air mataku tak henti berderai ketika engkau saling melempar pandang dan berpelukan. Namun yang paling mengiris perih hati, sedikitpun engkau tak dapat mendengar jeritku. Karena engkau lebih memilih iblis untuk menjadi sahabatmu, sehingga dengan sangat mudahnya dia menutup mata dan telingamu untuk aku.”

“Duhai sayang…sungguh aku sangat takut ketika titik-titik hitam muncul menutupi wajahku, aku takut titik itu kian lama kian membesar, dan jika itu terjadi artinya engkau telah mengusir aku dari dalam hatimu. Engkau akan benar-benar mengusir aku dari dalam lubuk sanubarimu!”

“Jangan lakukan itu sayang…
Tahukah kamu, akulah yang sering menghiburmu ketika engkau sedang gundah, akulah imanmu yang dengan seizin-Nya hanya aku yang mampu membimbingmu menuju syurga-Nya. Malam ini, ketika semua mata terpejam dalam buaian mimpi, ketika tiada suara lagi, dengarlah suaraku sayang. Tahukah engkau bahwa aku rindu padamu. Aku rindu engkau yang setiap malam melantunkan ayan-ayat suci Al-Qur’an, aku rindu engkau yang terbangun di tengah malam untuk mensucikan diri. Aku rindu bisik dzikirmu dalam sunyi, dalam keramaian, sambil duduk maupun sambil berdiri. Ingatlah kembali apa tujuanmu hadir di dunia ini, untuk bersenang-senang dan bermaksiatkah?? Tidak sayang….tujuanmu hadir di dunia ini adalah untuk menjadi khalifah fil ardh dan mencari bekal untuk engkau pulang ke negeri yang kekal. Jikalau malam ini ternyata adalah malam terakhirmu di dunia, apa yang akan engkau bawa kehadapan-Nya? Bagaimana engkau dapat mempertanggung jawabkan semuanya? Sadarlah sayang…dengarkanlah hatimu dan penjarakan nafsumu”.

“Kembalilah ke jalan-Nya”


yuli