Alhamdulillah tahun ini Allah memberikan kita kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh hikmah untuk menuai berkah dan ampunan dari Allah SWT bagi siapa saja yang menjalankannya dengan ikhlas dan khusyuk dan hanya berharap ridho Allah SWT.
Seperti firman Allah SWT “sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, ia meninggalkan syahwat dan makannya karena Aku, maka Aku yang akan membalasnya. ’Dan bagi orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya. Benar-benar mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum daripada harumnya misk.”
Menjalankan ibadah puasa berarti juga menahan hawa nafsu. Hawa nafsu adalah dorongan yang terdapat pada diri tiap-tiap manusia dan memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup. Hawa nafsu dapat membawa seseorang pada puncak kejayaan tapi juga dapat menenggelamkan seseorang pada jurang yang teramat dalam.
Allah SWT berfirman “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan, kepada apa apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran:14)
Mengendalikan hawa nafsu adalah salah satu bentuk jihad di jalan Allah. Nafsu merupakan fitrah yang diciptakan pada diri manusia demi kelangsungan hidup akan tetapi nafsu itu tidak berbatas, dia akan terus menerus menuntut jika kita tidak mengendalikannya. Nafsumu pasti suka jika engkau menyukainya namun jika kau beri sedikit dia akan terima dengan suka rela.
Imam Al-Ghazali mengumpamakan nafsu sebagai kuda liar. Jika tidak dididik kuda itu akan mengamuk dan menjatuhkan orang yang menungganginya, sebaliknya jika berhasil dijinakkan kuda tersebut akan dengan mudah ditunggangi dan di kendalikan. Allah mendidik kita selama 30 hari diantara 365 hari untuk mengendalikan hawa nafsu dengan cara berpuasa.
Orang yang menyerahkan dirinya kepada sisi jahat dari jiwanya akan salah dalam mengambil keputusan karena nafsu dan egolah yang dijadikan dasar untuk menilai benar dan salah. Dalam Al-Qur'an, hal ini dinamakan "mempertuhan nafsu".
Apakah engkau tahu tentang orang yang "mempertuhan" hawa nafsunya? Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya Tuhan sudah mengetahui, bahwa orang itu meskipun diberi keterangan apapun, namun mereka tidak juga akan beriman, sedangkan Dia telah mengunci erat pendengaran dan hatinya, serta menutup penglihatannya. Siapakah yang dapat menunjukinya, kalau Allah sudah membiarkannya sesat? Apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran dari padanya? Al-Jatsiyah:23
Janganlah sampai hewan ternak lebih baik keadaannya daripada dirimu! Sebab dengan tabiat yang dimilikinya, hewan tahu mana yang berguna dan mana yang berbahaya bagi dirinya. Hewan ternak lebih mendahulukan hal-hal yang berguna daripada hal-hal yang membahayakan. Manusia telah diberi akal untuk membedakannya, jika ia tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang berbahaya atau mengetahui tetapi lebih mendahulukan yang membahayakan dirinya maka jelas hewan ternak lebih baik dari pada dirinya.
------------------------------ ------------------------------ ------------------------------ ------
Barakallahu fiikum
Semoga Bermanfaat
(Salam Sayang dan Cinta dari Hati)
- yuli -
Seperti firman Allah SWT “sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, ia meninggalkan syahwat dan makannya karena Aku, maka Aku yang akan membalasnya. ’Dan bagi orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya. Benar-benar mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum daripada harumnya misk.”
Menjalankan ibadah puasa berarti juga menahan hawa nafsu. Hawa nafsu adalah dorongan yang terdapat pada diri tiap-tiap manusia dan memberi kekuatan bertindak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup. Hawa nafsu dapat membawa seseorang pada puncak kejayaan tapi juga dapat menenggelamkan seseorang pada jurang yang teramat dalam.
Allah SWT berfirman “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan, kepada apa apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran:14)
Mengendalikan hawa nafsu adalah salah satu bentuk jihad di jalan Allah. Nafsu merupakan fitrah yang diciptakan pada diri manusia demi kelangsungan hidup akan tetapi nafsu itu tidak berbatas, dia akan terus menerus menuntut jika kita tidak mengendalikannya. Nafsumu pasti suka jika engkau menyukainya namun jika kau beri sedikit dia akan terima dengan suka rela.
Imam Al-Ghazali mengumpamakan nafsu sebagai kuda liar. Jika tidak dididik kuda itu akan mengamuk dan menjatuhkan orang yang menungganginya, sebaliknya jika berhasil dijinakkan kuda tersebut akan dengan mudah ditunggangi dan di kendalikan. Allah mendidik kita selama 30 hari diantara 365 hari untuk mengendalikan hawa nafsu dengan cara berpuasa.
Orang yang menyerahkan dirinya kepada sisi jahat dari jiwanya akan salah dalam mengambil keputusan karena nafsu dan egolah yang dijadikan dasar untuk menilai benar dan salah. Dalam Al-Qur'an, hal ini dinamakan "mempertuhan nafsu".
Apakah engkau tahu tentang orang yang "mempertuhan" hawa nafsunya? Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya Tuhan sudah mengetahui, bahwa orang itu meskipun diberi keterangan apapun, namun mereka tidak juga akan beriman, sedangkan Dia telah mengunci erat pendengaran dan hatinya, serta menutup penglihatannya. Siapakah yang dapat menunjukinya, kalau Allah sudah membiarkannya sesat? Apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran dari padanya? Al-Jatsiyah:23
Janganlah sampai hewan ternak lebih baik keadaannya daripada dirimu! Sebab dengan tabiat yang dimilikinya, hewan tahu mana yang berguna dan mana yang berbahaya bagi dirinya. Hewan ternak lebih mendahulukan hal-hal yang berguna daripada hal-hal yang membahayakan. Manusia telah diberi akal untuk membedakannya, jika ia tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang berbahaya atau mengetahui tetapi lebih mendahulukan yang membahayakan dirinya maka jelas hewan ternak lebih baik dari pada dirinya.
------------------------------
Barakallahu fiikum
Semoga Bermanfaat
(Salam Sayang dan Cinta dari Hati)
- yuli -